Untuk sahabatku yang
berada di timur jauh, berpisah jarak hingga kilometer lima ribu tiga ratus
empat puluh, izinkan kusampaikan rasa yang perlahan tumbuh semenjak engkau
pergi jauh, rasa yang enggan berlabuh.
Apa kabar dirimu
yang berada di pelosok timur jauh itu? Semoga kamu selalu bahagia dan aku pun
merasakan hal yang sama. Bagaimana perjuanganmu untuk mengajarkan anak bangsa
di tanah leluhurmu? Sulitkah? Atau lebih sulit membenahi karakter kader ikatanmu?
Hahahaha… Semoga menyenagkan selalu, dan hey jangan kau ajarkan juga penulisan
yang tidak sesuai EYD dengan menambahkan “ha…” di akhir kalimat kepada muridmu
itu.
Ah iya, kudengar kau
sudah lancar naik motor kah? kau bahkan sudah bisa gonceng cabe-cabean, makin
hebat saja si pace itu kata karyo ketika bercerita sambil tertawa dia.
Oh iya, kau mau tahu
pasti kabar kawan-kawan disini? Sini aku ceritakan.
Kumulai dari kabid
kesayanganmu Acong, setelah meluluhlantahkan bayu dan hatinya, kini dia sudah
melakukan pergerakan ke orang tua zilla, tinggal menunggu di rekrut jadi
anggota keluarganya saja dia.
Lalu ilmi, makin
gendut perutnya, kebanyakan makan riba dia katanya hahahaha….
Lalu si bendum suci,
anaknya sudah bisa lari sekarang bahkan udah belajar main smackdown. Sekarang lagi
fokus nyanyi katanya, baru hafal dua lagu sekarang yaitu mars IMM dan hymne
IMM. Hymne Muhammadiyah akan menyusul katanya.
Terus irfan, astaga
makin banyak saja dia koleksi cabe-cabeannya tapi tetap saja tak bisa berpaling
dari si masa lalunya.
Lalu fajar, masih
belum bisa beranjak dari kesendiriannya. Semoga cepat di temukan jodohnya dan
kita doakan bahagia selalu dia.
Terus ayu nih,
kemarin baru aja nikah. Kalau kamu datang kamu akan terkesima dengan kecantikannya…..si
fauzi hahaha. Engga si ayu juga ganteng kok dia. Semoga cepat di beri momongan
ya mereka.
Terakhir yunus, si
yunus ngapain ya? Dia lagi fokus pacaran syariah hahaha…engga, lagi nabung mau
naik haji katanya.
Lalu tentang aku? Sudah
kuceritakan sebagian, sisanya biar kuceritakan saat kita sudah bertemu dan
duduk bersisian.
Sudah cukup segini
saja dahulu yang kuceritakan padamu, semoga bisa jadi obat penawar rasa rindu.
Tetap semangat jadi pahlawan di tanah
kelahiran, menjadi pengajar calon penguasa besar dan orang besar. Tak ada yang
salah dengan mengajar di pedalaman, karena itu menunjukan bahwa kau peduli,
agar anak-anak yang hidup di tempat terkucilkan itu ridak jadi budak kebodohan.
Selalu YAKUSA,
fastabiqul khairat.
Wassalam.
“pada
hujan, kutitip rindu yang jatuh, luruh bergemuruh dan enggan berlabuh. Jika rintiknya
kau sentuh, maka kau akan tersesat jauh”
-@mryanns
No comments:
Post a Comment