Biar Tangan Yang Bercerita

Monday, June 12, 2017

Catatan Harian Seorang Mbak-Mbak




Assalamualaikum…

Sepanjang perjalanan hidup manusia, ngga ada satupun yang ngga pernah menghadapi masalah dalam hidupnya. Mulai dari masalah keluarga, masalah pertemanan, masalah pelajaran, masalah keuangan, hingga masalah percintaan, dari yang ditinggalkan hingga yang menelan luka dalam akibat di duakan, dari yang hanya dianggap teman hingga yang akhirnya tak pernah menjadi pilihan.


Dalam menghadapinya pun ada banyak cara yang biasanya kita lakukan dalam menghadapi beratnya cobaan. Mulai dari yang masalah itu di tertawakan, yang di biarkan berharap berlalu begitu saja, ada yang curhat bersimpuh di hadapan tuhan, ada yang mengeluarkan keluh kesahnya di hadapan teman, mencari perhatian ke si gebetan, hingga kasih kode ke si mantan.


Tiap masalah yang kita hadapi pun beragam ukurannya, mulai dari masalah yang kecil seperti ngelipet baju lengan panjang biar yang kanan bisa sama kaya yang kiri, hingga ke masalah yang paling besar kaya gimana caranya biar makan banyak tapi ngga gendatz alias megar alias lebar alias kelebihan lemak.


Nah, dulu gua pernah dengerin curhatan temen yang lagi ada masalah. Emang sih, kalo kita lagi ada masalah cerita ke orang lain tuh rasanya lega gimana gitu, kaya beban rasanya di pikul berdua. Makanya kadang kita sering lihat tiap ada orang yang lagi curhat kita bisa lihat perubahan setelahnya, yang tadi curhat mukanya akan lebih bahagia karena sebagian bebannya serasa terlepas dan di dalam dadanya bertambah ruang untuk bernafas. Karena yang berat itu sebenarnya bukan apa yang kita pikul di pundak namun apa yang membuat seisi rongga dada menjadi sesak.

"Datanglah, meski bukan sebagai hujan. Jadi teman bercerita saja rasanya sudah cukup bagi letih menampung genang kenangan”
By: Zelfani W
Buat yang dengerin curhatannya pun biasanya ada dua tipe orang. Yang pertama, dengan memberi solusi yang jitu, bermutu, terpadu, kaya lagu ungu yang demi nafasmu. Yang kedua, adalah dengan menjadi pendengar yang hebat, hanya memberi pelukan layaknya sahabat hingga sirna semua perihal-perihal jahat, dan menguatkan layaknya kedua tangan yang berjabat.


Bagi yang curhat biasanya yang paling dibutuhkan dari dua jenis tipe di atas adalah yang tipe kedua yaitu pendengar yang hebat. Tapi itu biasanya, jadi ngga semua kok yang curhat cuma pengen di dengerin kadang juga suka minta solusi. Tapi nih ya, rata-rata tiap mereka yang minta saran itu bukan untuk mencari cara yang benar tapi lebih ke saran yang membenarkan cara mereka. Membenarkan itu semacam pembenaran atas apa yang mereka lakukan, simpelnya ngga usah dipikirin kalo lu puyeng mah.

“Seperti berada di ring tinju. Di sudut ini aku berhadapan dengan masa lalumu. Anehnya, setiap aku memukul. Yang lebam aku sendiri.”

By: Rahne Putri

Makanya kalo ada orang yang lagi jatuh cinta atau lagi patah hatinya, jangan jadi orang tipe yang pertama, yang memberi solusi yang jitu, bermutu, terpadu, kaya lagu ungu yang demi nafasmu. Kenapa? Nanti yang ada lu kaya ceramahin pohon kelapa biar berbuah mangga alias apaan sih alias keinapasih alias au ah elap. Kalo ngga percaya, coba aja dah,  beneran gua mah…yaelah ngga percayaan amat lu ama gua…yaudah gua mah terserah lu aja dah.

"Ada saatnya dalam hidupmu, Engkau ingin sendiri saja bersama angin. Menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata"
By: Bung Karno
Nah gitu, makanya buat yang suka di curhatin bijaklah dalam menempatkan diri entah itu menjadi pemberi solusi yang tepat atau pendengar yang hebat. Buat yang curhat pun sama pilihlah tempat curhat yang tepat, dimana kalian hanya ingin sekedar di dengarkan atau kalian ingin mendapatkan solusi yang kalian harapkan. Satu yang harus kalian tahu, bahwa sebaik-baiknya tempat sandaran dan sehebat-hebatnya saran itu adalah Tuhan.


Demikian dari kami untuk kalian, kalo yang dari aku cuma untuk kamu dan yang dari kamu hanya untuk dia.

Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khairat.

Wassalamualaikum.

No comments:

Post a Comment