Assalamualaikum…
Sepanjang perjalanan hidup manusia, ngga ada satupun yang
ngga pernah menghadapi masalah dalam hidupnya. Mulai dari masalah keluarga,
masalah pertemanan, masalah pelajaran, masalah keuangan, hingga masalah
percintaan, dari yang ditinggalkan hingga yang menelan luka dalam akibat di
duakan, dari yang hanya dianggap teman hingga yang akhirnya tak pernah menjadi
pilihan.
Dalam menghadapinya pun ada banyak cara yang biasanya kita
lakukan dalam menghadapi beratnya cobaan. Mulai dari yang masalah itu di
tertawakan, yang di biarkan berharap berlalu begitu saja, ada yang curhat
bersimpuh di hadapan tuhan, ada yang mengeluarkan keluh kesahnya di hadapan
teman, mencari perhatian ke si gebetan, hingga kasih kode ke si mantan.
Tiap masalah yang kita hadapi pun beragam ukurannya, mulai
dari masalah yang kecil seperti ngelipet baju lengan panjang biar yang kanan
bisa sama kaya yang kiri, hingga ke masalah yang paling besar kaya gimana
caranya biar makan banyak tapi ngga gendatz alias megar alias lebar alias kelebihan
lemak.
Nah, dulu gua pernah dengerin curhatan temen yang lagi ada
masalah. Emang sih, kalo kita lagi ada masalah cerita ke orang lain tuh rasanya
lega gimana gitu, kaya beban rasanya di pikul berdua. Makanya kadang kita
sering lihat tiap ada orang yang lagi curhat kita bisa lihat perubahan
setelahnya, yang tadi curhat mukanya akan lebih bahagia karena sebagian
bebannya serasa terlepas dan di dalam dadanya bertambah ruang untuk bernafas.
Karena yang berat itu sebenarnya bukan apa yang kita pikul di pundak namun apa
yang membuat seisi rongga dada menjadi sesak.
"Datanglah, meski bukan sebagai hujan. Jadi teman bercerita saja rasanya sudah cukup bagi letih menampung genang kenangan”By: Zelfani W
Buat yang dengerin curhatannya pun biasanya ada dua tipe
orang. Yang pertama, dengan memberi solusi yang jitu, bermutu, terpadu, kaya
lagu ungu yang demi nafasmu. Yang kedua, adalah dengan menjadi pendengar yang
hebat, hanya memberi pelukan layaknya sahabat hingga sirna semua
perihal-perihal jahat, dan menguatkan layaknya kedua tangan yang berjabat.
Bagi yang curhat biasanya yang paling dibutuhkan dari dua
jenis tipe di atas adalah yang tipe kedua yaitu pendengar yang hebat. Tapi itu
biasanya, jadi ngga semua kok yang curhat cuma pengen di dengerin kadang juga
suka minta solusi. Tapi nih ya, rata-rata tiap mereka yang minta saran itu
bukan untuk mencari cara yang benar tapi lebih ke saran yang membenarkan cara
mereka. Membenarkan itu semacam pembenaran atas apa yang mereka lakukan,
simpelnya ngga usah dipikirin kalo lu puyeng mah.
“Seperti berada di ring tinju. Di sudut ini aku berhadapan dengan masa lalumu. Anehnya, setiap aku memukul. Yang lebam aku sendiri.”
By: Rahne Putri
Makanya kalo ada orang yang lagi jatuh cinta atau lagi patah
hatinya, jangan jadi orang tipe yang pertama, yang memberi solusi yang jitu,
bermutu, terpadu, kaya lagu ungu yang demi nafasmu. Kenapa? Nanti yang ada lu
kaya ceramahin pohon kelapa biar berbuah mangga alias apaan sih alias
keinapasih alias au ah elap. Kalo ngga percaya, coba aja dah, beneran gua mah…yaelah ngga percayaan amat lu
ama gua…yaudah gua mah terserah lu aja dah.
"Ada saatnya dalam hidupmu, Engkau ingin sendiri saja bersama angin. Menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata"By: Bung Karno
Nah gitu, makanya buat yang suka di curhatin bijaklah dalam
menempatkan diri entah itu menjadi pemberi solusi yang tepat atau pendengar
yang hebat. Buat yang curhat pun sama pilihlah tempat curhat yang tepat, dimana
kalian hanya ingin sekedar di dengarkan atau kalian ingin mendapatkan solusi
yang kalian harapkan. Satu yang harus kalian tahu, bahwa sebaik-baiknya tempat
sandaran dan sehebat-hebatnya saran itu adalah Tuhan.
Demikian dari kami untuk kalian, kalo yang dari aku cuma untuk kamu dan yang dari kamu hanya untuk dia.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khairat.
Wassalamualaikum.
No comments:
Post a Comment