Kuambil jaket yang menggantung di balik pintu kamar, kupakai topiku dan kuambil kunci motor yang tergeletak di meja belajar lalu berjalan keluar kamar. Kunyalakan motor lantas kutembus pekatnya malam agar dapat menyatu dengan pekatnya pikiranku saat ini. Aku sendiri tidak tahu entah pekat karena apa pikiranku, entah karena rindu, entah karena pilu, entah karena benci, atau kesimpulan dari semua itu yaitu kamu? Entahlah aku pun tak mau tahu dan memikirkannya, karena tanpa memikirkannya saja itu terus datang menghantam kepalaku, terus menerus seakan tak mau terputus.
Kuarahkan
motorku ke salah satu angkringan di dekat sebuah kampus swasta. Kupesan nasi
bakar isi teri, tiga sate kulit dan susu jahe panas. Tak terlalu ramai suasana
malam itu, di angkringan ini hanya ada sekelompok mahasiswa yang sedang
bersenda gurau dan sepasang kekasih yang tampak asyik dengan canda tawanya.
Kubenarkan
letak topiku lantas kupandang langit yang gelap dan tak terlihat satupun bintang
yang biasa menemaninya, mungkin itu sebabnya dia terlihat sendu malam ini. Aku
tersenyum,lantas ku keluarkan hapeku lalu kutulis apa yang terlintas di
kepalaku :
Malam ini kulihat langit
terlihat sendu
Kupikir dia sedang rindu
Karena bintangnya sedang cuti
dulu
Kasihan pikirku…
Malam ini pun aku sedang
duduk termangu
Sebabnya itu kupikir kamu
Karena sudah resign dari
hatiku
Kasihan diriku…
Pesananku
akhirnya datang lalu ku mulai memaksakan menyantap makanan ini walaupun sebenarnya
sedang tidak ada rasa lapar sama sekali di diriku tapi aku harus tetap makan, karena
hanya segelas kopi yang mengisi perut ini sejak pagi tadi.
Benar kata orang,
senikmat apapun makananmu tetap akan terasa hambar jika sedang patah hatimu.
Sungguh aku tidak suka dengan keadaan ini, karena aku jadi tidak bisa menikmati
makanan yang kumakan seperti saat ini.
Selesai
makan aku lantas bergegas untuk pulang ke rumah karena sudah mulai turun
gerimis, beruntung pikirku karena setelah aku sampai rumah hujan turun dengan
derasnya. Ku cuci muka dan kaki ku lalu pergi ke kamar dan langsung rebah di
kasurku.
Aku
belum tidur dari semalam, ya semalam saat kau akhiri hubungan kita, ya saat kau
bilang lelah dengan semua, ya saat kau bilang hatimu sangat terluka, dan ya
saat aku hanya menjawab “iya” tanpa banyak kata dan tanpa tanda baca.
Kuambil
hape lalu kuputar musik berharap bisa mengantarku tidur. Mulutku ikut
bersenandung menyanyikan lagu yang sedang di putar tapi pikiranku hanya
berkutat tentang kamu. Sungguh sangat kontras antara lirik yang kunyanyikan
dengan apa yang kupikirkan, karena lagu di hapeku semuanya berisi lagu punk
yang mana liriknya tentang kemanusiaan atau kritik terhadap pemerintahan bukan
tentang cinta-cintaan.
Kutepis
segala hal dipikiranku yang berkaitan tentang kamu, dengan memikirkan hal lain
walau kadang malah kembali memikirkan kamu. Aku coba mengalihkan pikiranku
dengan memikirkan nasib bangsa ini, demokrasi di negeri ini, falsafah dasar
bangsa, ideology Negara, filsafat penciptaan manusia, hingga pertumbuhan
ekonomi rakyat Cina yang akhirnya membawaku terlelap setelah memikirkan itu
semua.
No comments:
Post a Comment